Desa PANJI

Pemerintah Desa (Pemdes) Panji salah satu desa di Kecamatan Sukasada yang telah membentuk TPS-3R. Unit pengolahan sampah terpadu ini dibantuk tahun 2022 dengan memanfaatkan bantuan pemerintah daerah. Untuk mengoptimalkan pengelolaan TPS-3R, Pemdes Panji terus mengedukasi warganya agar terbiasa dengan prilaku memilah sampah yang dihasilkan di setiap rumah tangga. Upaya ini dilakukan bekerjasama dengan Bank Smapah Induk (BSI) E-Darling Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng.

Agar prilaku memilah sampah menjadi kebiasaan, Pemdes Panji dan BSI melaksanakan edukasi dan fasilitasi melalui diskusi pada Selasa (10/12/2024) di Balai Banjar Dinas Dangin Pura Desa Panji. Tampil sebagai narasumber pada diskusi ini, Direktur BSI E-Darling DLH Buleleng Ketut Witama dan Penyuluh DLH Buleleng Krisa. Dialog ini dibuka Perbekel Panji, Jro Mangku Md. Ariawan, S.S.T.Par.M.B.A. didampingi Kelian Banjar Dinas Dangin Pura Nyoman Sudarma Tirta.

Direktur BSI E-Darling Witama mengatakan, penanganan sampah berbasis sumber mau tidak mau harus dilakukan. Selain karena telah diatur sesuai regulasi, namun faktanya di lapangan tidak bisa dibantah kalau volume sampah terus menunjukkan lonjakan. Bahkan, kapasitas di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) milik Pemkab Buleleng di Desa Bengkala sudah overload. Solusi epektif adalah warga dituntut mengolah sampah yang dihasilkan. Salah satu caranya adalah melakukan pemilahan antara sampah ornak dan non organik. “Jujur merubah prilaku ini yang sulit, namun karena ini sudah menjadi keharusan, mau tidak mau pemilahan sampah dari rumah tangga ini harus dilakukan walaupun itu sulit, salah satu caranya ya melalui dialog dan diskusi seperti yang dilakukan dengan warga di Banjar Dinas Dangin Pura Desa Panji,” katanya.

Menurut Direktur BSI Witama, pemilahan sampah tidak sulit hanya memisahkan antara sampah organik pada satu tempat. Kemudian sampah non organik, seperti pelastik, kardus, botol, kaca, dan bessi tua juga ditampung pada satu tempat. Untuk sampah organik ini lantas dibuang ke TPS-3R yang sudah dibentuk untuk dijadikan kompos. Kemudian, pelastik disalurkan ke BSI untuk didaur ulang. Untuk sampah pelastik ini, BSI siap menampung dan membeli dengan harga yang standar. Ini seperti untuk plastik botol bening Rp 500 per kilogram. Tutup botol Rp 5.000 per kilogram, dan untuk plastik tipis harganya Rp 200 per kilogram. “Ayo kita memilah, dan kami siap membeli sampah pelastik dan diambil langsung ke lokasi tanpa dipungut biaya, nah dari penjualan sampah non organik ini kami rasa akan mendatangkan tambahan penghasilan keluarga, dan yang terpenitng dengan memilah, maka warga di sini sudah berkontribusi untuk mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA Bengkala,” jelasnya.

Senada diungkapkan Penyuluh DLH Buleleng Krisna. Dia mengatakan, TPS 3R Panji pengelolanya telah berjalan baik. Salah satu hasil dari pengolahan ini adalah TPS 3R Panji telah memproduksi hasil lelehan dari botol pelastik. Bahan ini telah dijadikan produk kerajinan diantaranya tempat punting rokok (asbak), kotak pensil, tempat tisu, hingga bahan untuk membuat meja. Di desa ini juga sudah terbentuk Bank Sampah Galang Panji di Banjar Dinas Kelod Kauh. Bank sampah ini dikelola oleh tokoh masyarakat bersama kelompok pemuda di Banjar Dinas Kelod Kauh dengan model pengumpulan sampah yang sudah terpilah kemudian dibeli dengan harga wajar. Ada juga program tabungan sampah bagi anak sekolah. Di mana, anak sekolah mengumpulkan sampah yang terpilah lantas digantikan dengan hadiah perlengkapan sekolah seperti buku tulis dan yang lainnya. “TPS 3R di sini telah berjalan dan menghasilkan produk dar ulangnya, Nah hasil ini menjadi motivassi kita bersama untuk terus mengolah sampah berbasis sumber dengan manfaat tak saja penjualan sampah, namun upaya bersama mengurangi sampah pelastik sesuai dengan kebijakan pemerintah,” jelasnya. (humas pemdes panji)