Desa PANJI

Desa Adat Panji di Kecamatan Sukasada melaksanakan piodalan rutin di Pura Subak Gede Tiing Tali, Rabu (30/8/2023) sampai Kamis (31/8/2023). Piodalan di pura yang juga dikenal demgan nama Pura Bukit ini berlangsung dengan khusuk.
Prosesi piodalan digelar mulai pagi hari dan dijadwalkan berakhir (mesineb) Kamis (31/8/2023). Sejak pagi hingga malam, Krama dari lima desa masing-masing Panji, Panji Anom, Sambangan, Tegallinggah, dan Desa Baltiseraga (Kecamatan Buleleng) hilir mudik melangsungkan persembahyangan dengam khusuk.
Pada piodalan kali ini dihadiri Perbekel Panji Jro Mangku MD Ariawan, S.S.T.Par.M.B.A., didampingi Kelian Desa Adat Panji Gusti Ketut Susila Dharma. Sementara prosesi piodalan dipuput oleh Pemangku Pengempon Pura Bukit di Banjar Adat Mekarsari.
Sebelum menapaki areal Pura, krama berjalan kaki menyusuri jalan setapak. Medan jalan ini pun sedikit menanjak karena sesuai nama, Pura Bukit berada di ketinggian. Meski melintasi medan menanjak, namun ini tidak menyurutkan semangat krama melaksanakan persembahyangan. Sebaliknya krama desa dengan antusias menunaikan rasa Bhakti ke hadapan Ida Bhatara.
Dengan melibatkan unsur keamanan Desa Adat dan Dinas yakni Pecalang,Babinkamtibmas dan Babinsa Desa Panji.
Perbekel Panji ,Jro Mangku MD Ariawan,S.S.T,Par.,M.B.A,didampingi Kelian Desa Adat Panji Gusti Ketut Susila Dharma menjelaskan, piodalan ini sudah menjadi tradisi yang rutin digelar sesuai dresta yang berlaluku di Desa Adat Panji. Di mana tujuan piodalan adalah memohon tuntunan dan kerahayuan jagat kepada Ida Bhatara yang berstana di Pura Bukit.
Sesuai dresta yang diwarisi, Pura Bukit ditetapkan sebagai Pura Khayangan Desa. Piodalan rutin ini ditetapkan jatuh setiap Purnama Sasih ke Tiga (3). "Jadi hari ini kami melaksanakan piodalan ini sebagai wujud bhakti krama desa lepada Ida Bhatara yang telah memberi tuntunan dan kerahayuan, jagat, sehingga seluruh sarana dan biaya pelaksanaan piodalan kami kerjakan oleh krama," katanya.
Perbekel Panji menambahkan, keberadaan, Pura Bulit ini sendiri tak lepas dari peninggalan sejarah pada saat Raja Buleleng I Gusti Anglurah Ki. Barak Panji Sakti berkuasa. Dimana, keberadaan kawasan hulu yang disucikan dan sakral ini sebagai sumber penghidupan tidak saja untuk Desa Panji namum kawasan Buleleng tengah yang meliputi 5 desa itu. Di samping itu, kawasan ini menjadi sumber mata air untuk 20 subak yang ada. "Sebagai anak cucu yang meneruskan semangat perjuangan Idha Bhtara Lingsir I Gusti Anglurah Ki. Barak Panji Sakti, sehingga bagaimana Pura Bukit dan kawasan di sekitarnya ini sebagai sumber penghidupan, bagi kami dan kawasan Buleleng tengah, di mana air sangat kami muliakan karena penopang kehidupan dan sektor pertanian," tegasnya. (humas pemdes panji)