Desa PANJI

Jajaran Pemerintah Desa (Pemdes) Panji Kecamatan Sukasada kembali melaksanakan penanaman pohon, Jumat (21/7/2023). Kali ini, sebanyak 50 pohon Kembang Rijasa ditanam di kawasan suci Puncak Landep yang masuk wilayah Desa Panji. Penghijauan ini dilakukan tindak lanjut pengambangan potensi wisata alam dan spritual yang mulai dirintis pemdes bersama Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), dan warga masyarakat.
Penanaman pohon ini dipimpin Sekretaris Desa (Sekdes) Komang Nastika mewakili Pserbekel Desa Panji Jro Mangku Made Ariawan. Selain melibatkan para perangkat desa, penanaman pohon ini juga diikuti dengan antusias oleh mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Hindu (STAHN) Mpu Kuturan dan mahasiswa Universitas Udayana (Unud). Dimana para mahasiswa itu sedang melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Panji. Selain menanam bibit pohon, juga dilaksanakan pembersihan di sekitar kawasna suci Puncak Landep dan melaksanakan persembahyangan untuk memohon tuntunan dari Ida Bhatara yang berstana di Pura Puncak Landep.
Sekdes Komang Nastika di sela-sela penanaman mengatakan, perlindungan kawasna suci Puncak Landep dilakukan sesuai kebijakan Pamdes Panji. Ini tidak lepas karena kawasan yang menjadi hulu desa ini sebagai daerah yang pernah disinggahi saat Ki Barak Panji melakukan perjalanan sebelum naik tahta menjadi Raja Buleleng. Untuk menandai kawasna suci ini, rombongan Ki Barak Panji saat itu membuat pelinggih dari batu dan beberapa pohon andong dengan beragam warna. Posisi pelinggih ini tepat berada di atas puncak hutan lindung. Untuk memudahkan persembahyangan, kala itu juga dibangun pura penyawangan yang berada di bawah lereng bukit.  
Selain itu, referensi menyebutkan kawasan suci Puncak Landep menjadi wilayah subur dan kaya akan sumber matar air, sehingga menjadi penopang pertanian dan perkebunanan yang digeluti warga Desa Panji dan beberapa desa sekitarnya. “Sesuai kebijakan pemdes, bagaimana kawasan suci ini kelestariannya terus kita jaga. Bentuk kebijakan yang sudah kami jalankan adalah melaksanakan penanaman pohon atau melakukan pembersihan lingkungan di kawasan ini sudah menjadi rutinitas kami di jajaran pemdes dan hari ini kebetulan ada mahasiswa yang PKL dan KKN, jadi kami libatkan semuanya,” katanya.
Sekdes Komang Nastika menambahkan, kebijakan menjaga kelestarian kawasan suci Puncak Landep, di kawasan ini juga dilakukan pengembangan menjadi potensi wisata spiritual dan kawasan perkemahaman dengan suasana hutan lindung yang masih “perawan”. Tak saja fokus pengembangan wisata alam dan relegi, namun pengembangan ini mengarah pada pendidikan lingkungan, sehingga ini sejalan sejalan dengan kebijakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Buleleng yang telah mencanangkan Buleleng Kota Pendidikan. “Bersama pokdarwis, warga masyarakat dan pihak terkait bagaiamana kawasna ini bukan saja menikmati suasana alam atau melakukan perjalanan spritual, namun model pengembangan adalah wisata pendidikan lingkungan yang searah dengan Buleleng sebagai kota pendidikan,” tegasnya. (humas pemdes panji)